Kamis, 18 Februari 2016

CERPEN: Cinta Tahu Kemana Harus Pulang


           Malam ini adalah malam yg sangat special untuk Ajeng , hari ini Ajeng merayakan hari jadi dengan pacarnya yg kedua tahun. Ajeng dan Hadi sudah sepakat untuk merayakan di restoran yg biasa mereka kunjungi. Hadi telah menyiapkan sebuah kado kepada Ajeng. Setelah 10menit Hadi menunggu kedatangan Ajeng, akhirnya Ajeng datang dengan begitu cantik malam itu, dengan menggunakan hijab berwarna merah muda dan dress panjang berwarna putih berpadu merah muda. Dan yg biasanya Ajeng tidak pernah menggunakan make-up, Ajeng berhias diri untuk tambil lebih cantik dari biasanya dihadapan Hadi. Hadi mempersilahkan Ajeng untuk duduk.
   “kamu terlihat beda mala mini sayang” kata Hadi memuji
   “heeemmmm ini semua demi kamu, agar kamu tidak berpaling dariku” jawab Ajeng malu-malu
Mendengar perkataan Ajeng barusan hati Hadi merasa sangat terharu, betapa Ajeng sangat menyayangi dia.
   “aku gak pergi kok sayang, ada ada sesuatu buat kamu” jawab hadi sambul memberikan hadiah untuknya
   “apa ini sayang?” Tanya Ajeng penasaran
   “coba kamu buka aja sayang” jawab Hadi tersenyum
   “album?” Tanya Ajeng bingung
   “iya,  ini semua perjalanan kisah cinta kita dari awal sejak kita berteman sejak kita disekolah dasar sampai kita sekarang, dan ada beberapa yg aku ringkas maaf aku hanya bisa kasih ini” jelas Hadi
Tanpa disadari air mata Ajeng menetes setiap melihat lembar demi lembar album foto yg diberikan Hadi.
   “satu lagi sayang, ada yg ingin aku bicarakan” kata Hadi tak tega
   “iya katakana saja yg ingin kau bicaraka” jawab Ajeng tersenyum
   “aku harus pergi besok, dan mungkin 5tahun lagi aku baru kembali. Lebih baik kamu carilah laki-laki yg bisa membuatmu bahagia disini, yg bisa menjagamu disini. Aku tak bisa meneruskan hubungan ini lagi. Aku harap kamu bisa melupakan aku, dan aku harap kamu bisa bahagia tanpa aku. Aku selalu sayang padamu”
kata Hadi dengan sedikit meneteskan air mata.
   “apa kamu sadar membicarakan ini disaat hari special kita? Tega sekali kamu di”
Ajeng menangis dan meningglkan Hadi sendirian direstoran. Namun, HAdi tidak mengejar Ajeng yg pergi meninggalkannya, Hadi kecewa dengan dirinya sendiri yg telah melukai perasaan orang yg paling ia sayangi.

                Sesampainya dirumah, Ajeng mengurung diri dikamar. Ia bercerita dengan Melati sahabatnya melalui telpon sambil menangis sesegukkan. Ia tak tahu harus berbuat apa. Padahal Ajeng berharap malam ini menjadi malam yg sangat special bagi dirinya, namun itu semua hanya harapan Ajeng.
   “aku putus ti sama  Hadi” kata Ajeng sambil menangis
   “loh, kok bisa? Ini hari jadianmu kan?” Tanya Melati kaget
   “gatau deh ti aku bingung kenapa dia tega ngomong kaya gini disaat hari jadian kita” kata Ajeng
   “yaudahlah jeng, mungkin dia punya niat yg gak bisa kamu tahu dulu” kata Melati menenangkan
   “kok kamu malah belain dia sih? Yaudahlah kamu sama aja sama dia” kata Ajeng kesal
   “engga git………… haloo haloo halooo” jawab Melati terpotong pembicaraannya

                Berminggu-minggu telah berlalu, Ajeng berfikir dia harus bangkit dari segala keterpurukan, Ia harus melanjutkan kehidupan yg ia punya. Ia berpikir karna sebelum ada Hadi dia bisa hidup dan bahagia. Ajeng mulai meneruskan kembali pekerjaan yg selama ini terbengkalai olehnya, tulisan-tulisan yg belum sempat terselesaikan. Ajwng seakan ingin membuktikan kepada Hadi bahwa iya mampu berdiri tanpanya, ia bisa melanjutkan segalanya tanpa bantuan Hadi, Karna Hadi selalu bilang bahwa Ajeng adalah perempuan yg sangat manja. Walaupun, dihati kecil Ajeng, dia masih merindukan dan sangat menyayangi Hadi, tak bisa di pungkiri setiap sujud Ajeng, nama Hadi masih ada dalam doanya. Tapi, yg ada dibenak Ajeng adalah Ajeng harus bbisa melupkan Hadi.
                Berbulan-bulan telah berlalu,banyak laki-laki yg mencoba mendekati Ajeng. Namun, Ajeng masih mencoba menutup pintu hatinya. Waktu terus berlalu, Ajeng berpikir bagaimana bisa dia seperti ini sedangkan dia tidak tahu apakah Hadi masih mengingatnya atau tidak. Sejak saat itu, Ajeng mulai membuka hatinya untuk laki-laki lain.
                5 bulan sudah Ajeng menjalani hubungan dengan lelaki baru, Namun, yg ia rasakan hanyalah paksaan. Dia tidak sepenuhnya menyayangi lelaki yg bersamanya sekarang, karna masih ada nama Hadi di dalam hatinya. Semakin ia mencoba melupakan Hadi di fikiran dan hatinya, semakin ia menyayangi dan memikirkan Hadi. Setiap hari Ajeng selalu berusaha menyayangi pacar barunya semakin dia tidak bisa menahan perasaan. Sampai pada akhirnya Ajeng memutuskan untuk mengakhiri hubungan itu. Ajeng mencoba menghubungi kontak yg ia punya, karna Ajeng sudah tak bisa menahan rasa rindu yg ia rasakan selama 3 tahun ini. Setiap kontak yg ia hubungi taka da balasan atau respon dari Hadi. Ajeng mencoba meng-email Hadi dengan tulisan yg begitu panjang. Ajeng menulis di blognya perjalanan hidupnya selama taka da Hadi disampingnya.
                Disaat Ajeng sudah putus asa dengan semua yg ia lakukan, Ajeng mencoba menguhubungi melati.
    “Halo, Assalamualaikum bisa  bicara dengan melati?” Tanya Ajeng
    “waalaikumsalam . maaf ini Ajeng ya? Melati dapat tugas di luar negeri. 2 hari yg lalu ia baru berangkat. Bunda dititipkan pesan kalau mau menguhungi dia lewat email saja, dia ingin memberitahu Cuma dia takut kamu masih marah karna kamu tidak pernah menghubungi dia lagi” jelas ibunda Melati
    “oh begitu ya Bunda, terimakasih ya bun. Assalamualaikum” kata Ajeng
    “waalaikumsalam” kata ibunda Melati
Ajeng merasa sangat bersalah kepada Melati sejak kejadian itu, Ajeng tak berniat untuk membuat semuanya jadi seperti ini. Ajeng langsung mengirim email kepada Melati.

                2 tahun sudah Melati dan Ajeng komunikasi hanya melalu email dan skype. Namun sudah beberapa hari ini, Melati tidak membalas email dan tidak mengangkat skype dari Ajeng. Malam itu begitu sunyi sepi tak ada bintang menghiasi cakrawala yg gelap ini. Seperti hati Ajeng yg begitu sepi. Tanpa adanya sahabat dan orang yg ia sayangi. Ajeng duduk termenung di atas balkon rumahnya. Ajeng melihat sekeliling lanngit namun tak ada yg dapat menghibur hatinya,karna tak ada bintang-bintang yg menghiasi cakrawala malam. Tiba-tiba saat Ajeng sedang terdiam berdiri menatap langit yg sepi sunyi, ponselnya bordering, memecah lamunan Ajeng. Tertulis dilayar ponselnya, sahabatnya menelpon, Melati namanya. Sudah sejak lama melati tak pernah menelpon Ajeng semenjak Melati bekerja di luar negeri. Komunikasi yg dilakukan hanyalah percakapan melalui email dan skype. Dering telponnya menyadarkan lamunan Ajeng kembali, Ajeng langsung bergegas mengangkat telponnya.
“halo ti? Ya ampun ada apa kamu tumben telpon? Ada hal penting?” kata Ajeng gembira
“ahahaha halo jeng, iya aku Cuma kangen sama kamu nih” jawab Melati
“gimana kabar kamu disana? Sudah lama kamu tidak membalas emailku.” Kata Ajeng
“maksudmu kabar di Indonesia? Hehe” goda Melati
“maksud kamu?” jawan Ajeng Bingung
“ah kamu ini gak ilang-ilang deh lemotnya hahaha” “kata Melati meledek
“ihhh terserah kamulah” kata melati marah
“ihhh iya iya maaf deh sahabatku yg tukang ngambek, aku ini ada di Indonesia, kemarin baru pulang. Makannya sekarang aku menelponmu untuk ketemu besok” kata melati
“hah? Kamu serius? Kamu beneran ada disini? Oke baiklah besok kita ketemu, ditempat dulu kita sering bertemu. Jam 11 ya” kata Ajeng senang.
“baiklah. See you tomorrow” kata Melati
“see you” balas Ajeng
Setelah menutup telponnya, Ajeng Merasa hatinya sedikit terobati. Karna ia bisa bercerita banyak tanpa memikirkan waktu yg berbeda antara prancis dan Indoensia.

                Keesokan harinya, Ajeng dan Melati bertemu ditempat yg sering ia kunjungi semasa mereka SMA dan ada waktu luang. Pertemuan itupun akhirnya terjadi. Ajeng dan Melati sudah berada ditempat yg sama. Ajeng menceritakan semua yg ia rasakan selama ini, rasa rindu yg ia rasakan kepada Hadi dan semua rasa sayang yg masih ia rasakan walaupun ia sudah mencoba menjalani hal baru dengan orang yg baru. Melatipun menenangkan Ajeng juga menceritakan dia disana. Tiba-tiba Ajeng kaget melihat ada Hadi di café yg sama, Ajeng mengira ini hanyalah halusinasi, namun Ajeng melihat layar ponselnya dan melihat tanggal dan bulan.
    “11 Juli? “ Ajeng teriak dan kaget melihat tanggal ini.
    “kamu kenapa jeng? Ada apa dengan tgl 11?” Tanya Melati
    “kamu lihat orang yg bersama anak kecil itu? Apakah itu Hadi? Tanya Ajeng penasaran
    “iya itu seperti Hadi, tapi gayanya sangat berbeda dengan Hadi yg dulu. Sepertinya itu bukan Hadi”jawab Melati santai
    “itu pasti Hadi aku yakin, karna dia pernah bilang akan kembali 5 tahun lagi. Dan hari ini pas 5 tahun semenjak ia pergi. ” kata Ajeng meyakinkan diri
   “iya mungkin semogalah itu Hadi” jawab Melati santai
   “tapiiiiiiiii………. Siapa anak yg bersamanya?” Tanya melati kecewa
   “ anaknya mungkin hehehe.” Jawab Melati meledek
   “ihhh kamu ini” kata Ajeng
Tak lama kemudian seorang perempuan datang menghampiri Hadi. Sontak Ajeng merasa kaget dan kecewa, kata-kata ‘sayang sampai kapanpun’ yg di katakana Hadi hanya omong kosong. Setelah berbincang cukup lama, Hadi pergi meninggalkan café itu. Hadi keluar melewati meja Ajeng. Dan Hadi kaget melihat Ajeng yg sedari tadi memperhatikan Hadi. Hadi langsung menghampiri Ajeng dan perempuan dan anak tadi lebih dulu meninggalkan café karna Hadi sebelumnya berbicara agar ia duluan saja.
    “ajeng apakabar kamu?” Tanya Hadi sangat gembira
    “ baik.” Jawab Ajeng kesal dan kecewa
    “maafkan aku telah meninggalkanmu, aku selalu mencoba menghubungimu tapi tidak pernah bisa, entah kenapa. Aku merasa sangat bersalah. Dari sini aku erniat ingin kerumahmu, ingin menjelaskan semuanya padamu dan orang tuamu. Tapi karna kebetulan kita bertemu disini aku ingin memberitahumu bahwa aku meninggalkanmu karna aku ingin mengejar semua impianku ini semua kulakukan agar kau bahagia, aku tak ingin saat aku menikahimu kamu hidup susah denganku, jadi, aku bekerja keras dan menabung demi masa depan kita, kuakui caraku salah tp mungkin ini bisa mengajarkanmu agar tidak lagi manja atau bergantung padaku. Aku akan melamarmu nanti malam jika kamu belum dimiliki orang lain” kata Hadi menjelaskan
     “bagaimana dengan anak dan istrimu tadi, teganya kamu mau menduakan istrimu”jawab Ajeng ketus
    “haha kamu salah paham Ajeng, dia rekan bisnisku, dia sudah mempunya suami, dia hanya menyampaikan pesan bahwa suaminya tidak dapat datang.
Ajeng menangis mendengar semua penjelasan yg disampaikan Hadi. Ajeng menerima lamaran Hadi. Dan tanggal 11 depan mereka akan menikah.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar