Kamis, 18 Februari 2016

CERPEN: Cinta Tahu Kemana Harus Pulang


           Malam ini adalah malam yg sangat special untuk Ajeng , hari ini Ajeng merayakan hari jadi dengan pacarnya yg kedua tahun. Ajeng dan Hadi sudah sepakat untuk merayakan di restoran yg biasa mereka kunjungi. Hadi telah menyiapkan sebuah kado kepada Ajeng. Setelah 10menit Hadi menunggu kedatangan Ajeng, akhirnya Ajeng datang dengan begitu cantik malam itu, dengan menggunakan hijab berwarna merah muda dan dress panjang berwarna putih berpadu merah muda. Dan yg biasanya Ajeng tidak pernah menggunakan make-up, Ajeng berhias diri untuk tambil lebih cantik dari biasanya dihadapan Hadi. Hadi mempersilahkan Ajeng untuk duduk.
   “kamu terlihat beda mala mini sayang” kata Hadi memuji
   “heeemmmm ini semua demi kamu, agar kamu tidak berpaling dariku” jawab Ajeng malu-malu
Mendengar perkataan Ajeng barusan hati Hadi merasa sangat terharu, betapa Ajeng sangat menyayangi dia.
   “aku gak pergi kok sayang, ada ada sesuatu buat kamu” jawab hadi sambul memberikan hadiah untuknya
   “apa ini sayang?” Tanya Ajeng penasaran
   “coba kamu buka aja sayang” jawab Hadi tersenyum
   “album?” Tanya Ajeng bingung
   “iya,  ini semua perjalanan kisah cinta kita dari awal sejak kita berteman sejak kita disekolah dasar sampai kita sekarang, dan ada beberapa yg aku ringkas maaf aku hanya bisa kasih ini” jelas Hadi
Tanpa disadari air mata Ajeng menetes setiap melihat lembar demi lembar album foto yg diberikan Hadi.
   “satu lagi sayang, ada yg ingin aku bicarakan” kata Hadi tak tega
   “iya katakana saja yg ingin kau bicaraka” jawab Ajeng tersenyum
   “aku harus pergi besok, dan mungkin 5tahun lagi aku baru kembali. Lebih baik kamu carilah laki-laki yg bisa membuatmu bahagia disini, yg bisa menjagamu disini. Aku tak bisa meneruskan hubungan ini lagi. Aku harap kamu bisa melupakan aku, dan aku harap kamu bisa bahagia tanpa aku. Aku selalu sayang padamu”
kata Hadi dengan sedikit meneteskan air mata.
   “apa kamu sadar membicarakan ini disaat hari special kita? Tega sekali kamu di”
Ajeng menangis dan meningglkan Hadi sendirian direstoran. Namun, HAdi tidak mengejar Ajeng yg pergi meninggalkannya, Hadi kecewa dengan dirinya sendiri yg telah melukai perasaan orang yg paling ia sayangi.

                Sesampainya dirumah, Ajeng mengurung diri dikamar. Ia bercerita dengan Melati sahabatnya melalui telpon sambil menangis sesegukkan. Ia tak tahu harus berbuat apa. Padahal Ajeng berharap malam ini menjadi malam yg sangat special bagi dirinya, namun itu semua hanya harapan Ajeng.
   “aku putus ti sama  Hadi” kata Ajeng sambil menangis
   “loh, kok bisa? Ini hari jadianmu kan?” Tanya Melati kaget
   “gatau deh ti aku bingung kenapa dia tega ngomong kaya gini disaat hari jadian kita” kata Ajeng
   “yaudahlah jeng, mungkin dia punya niat yg gak bisa kamu tahu dulu” kata Melati menenangkan
   “kok kamu malah belain dia sih? Yaudahlah kamu sama aja sama dia” kata Ajeng kesal
   “engga git………… haloo haloo halooo” jawab Melati terpotong pembicaraannya

                Berminggu-minggu telah berlalu, Ajeng berfikir dia harus bangkit dari segala keterpurukan, Ia harus melanjutkan kehidupan yg ia punya. Ia berpikir karna sebelum ada Hadi dia bisa hidup dan bahagia. Ajeng mulai meneruskan kembali pekerjaan yg selama ini terbengkalai olehnya, tulisan-tulisan yg belum sempat terselesaikan. Ajwng seakan ingin membuktikan kepada Hadi bahwa iya mampu berdiri tanpanya, ia bisa melanjutkan segalanya tanpa bantuan Hadi, Karna Hadi selalu bilang bahwa Ajeng adalah perempuan yg sangat manja. Walaupun, dihati kecil Ajeng, dia masih merindukan dan sangat menyayangi Hadi, tak bisa di pungkiri setiap sujud Ajeng, nama Hadi masih ada dalam doanya. Tapi, yg ada dibenak Ajeng adalah Ajeng harus bbisa melupkan Hadi.
                Berbulan-bulan telah berlalu,banyak laki-laki yg mencoba mendekati Ajeng. Namun, Ajeng masih mencoba menutup pintu hatinya. Waktu terus berlalu, Ajeng berpikir bagaimana bisa dia seperti ini sedangkan dia tidak tahu apakah Hadi masih mengingatnya atau tidak. Sejak saat itu, Ajeng mulai membuka hatinya untuk laki-laki lain.
                5 bulan sudah Ajeng menjalani hubungan dengan lelaki baru, Namun, yg ia rasakan hanyalah paksaan. Dia tidak sepenuhnya menyayangi lelaki yg bersamanya sekarang, karna masih ada nama Hadi di dalam hatinya. Semakin ia mencoba melupakan Hadi di fikiran dan hatinya, semakin ia menyayangi dan memikirkan Hadi. Setiap hari Ajeng selalu berusaha menyayangi pacar barunya semakin dia tidak bisa menahan perasaan. Sampai pada akhirnya Ajeng memutuskan untuk mengakhiri hubungan itu. Ajeng mencoba menghubungi kontak yg ia punya, karna Ajeng sudah tak bisa menahan rasa rindu yg ia rasakan selama 3 tahun ini. Setiap kontak yg ia hubungi taka da balasan atau respon dari Hadi. Ajeng mencoba meng-email Hadi dengan tulisan yg begitu panjang. Ajeng menulis di blognya perjalanan hidupnya selama taka da Hadi disampingnya.
                Disaat Ajeng sudah putus asa dengan semua yg ia lakukan, Ajeng mencoba menguhubungi melati.
    “Halo, Assalamualaikum bisa  bicara dengan melati?” Tanya Ajeng
    “waalaikumsalam . maaf ini Ajeng ya? Melati dapat tugas di luar negeri. 2 hari yg lalu ia baru berangkat. Bunda dititipkan pesan kalau mau menguhungi dia lewat email saja, dia ingin memberitahu Cuma dia takut kamu masih marah karna kamu tidak pernah menghubungi dia lagi” jelas ibunda Melati
    “oh begitu ya Bunda, terimakasih ya bun. Assalamualaikum” kata Ajeng
    “waalaikumsalam” kata ibunda Melati
Ajeng merasa sangat bersalah kepada Melati sejak kejadian itu, Ajeng tak berniat untuk membuat semuanya jadi seperti ini. Ajeng langsung mengirim email kepada Melati.

                2 tahun sudah Melati dan Ajeng komunikasi hanya melalu email dan skype. Namun sudah beberapa hari ini, Melati tidak membalas email dan tidak mengangkat skype dari Ajeng. Malam itu begitu sunyi sepi tak ada bintang menghiasi cakrawala yg gelap ini. Seperti hati Ajeng yg begitu sepi. Tanpa adanya sahabat dan orang yg ia sayangi. Ajeng duduk termenung di atas balkon rumahnya. Ajeng melihat sekeliling lanngit namun tak ada yg dapat menghibur hatinya,karna tak ada bintang-bintang yg menghiasi cakrawala malam. Tiba-tiba saat Ajeng sedang terdiam berdiri menatap langit yg sepi sunyi, ponselnya bordering, memecah lamunan Ajeng. Tertulis dilayar ponselnya, sahabatnya menelpon, Melati namanya. Sudah sejak lama melati tak pernah menelpon Ajeng semenjak Melati bekerja di luar negeri. Komunikasi yg dilakukan hanyalah percakapan melalui email dan skype. Dering telponnya menyadarkan lamunan Ajeng kembali, Ajeng langsung bergegas mengangkat telponnya.
“halo ti? Ya ampun ada apa kamu tumben telpon? Ada hal penting?” kata Ajeng gembira
“ahahaha halo jeng, iya aku Cuma kangen sama kamu nih” jawab Melati
“gimana kabar kamu disana? Sudah lama kamu tidak membalas emailku.” Kata Ajeng
“maksudmu kabar di Indonesia? Hehe” goda Melati
“maksud kamu?” jawan Ajeng Bingung
“ah kamu ini gak ilang-ilang deh lemotnya hahaha” “kata Melati meledek
“ihhh terserah kamulah” kata melati marah
“ihhh iya iya maaf deh sahabatku yg tukang ngambek, aku ini ada di Indonesia, kemarin baru pulang. Makannya sekarang aku menelponmu untuk ketemu besok” kata melati
“hah? Kamu serius? Kamu beneran ada disini? Oke baiklah besok kita ketemu, ditempat dulu kita sering bertemu. Jam 11 ya” kata Ajeng senang.
“baiklah. See you tomorrow” kata Melati
“see you” balas Ajeng
Setelah menutup telponnya, Ajeng Merasa hatinya sedikit terobati. Karna ia bisa bercerita banyak tanpa memikirkan waktu yg berbeda antara prancis dan Indoensia.

                Keesokan harinya, Ajeng dan Melati bertemu ditempat yg sering ia kunjungi semasa mereka SMA dan ada waktu luang. Pertemuan itupun akhirnya terjadi. Ajeng dan Melati sudah berada ditempat yg sama. Ajeng menceritakan semua yg ia rasakan selama ini, rasa rindu yg ia rasakan kepada Hadi dan semua rasa sayang yg masih ia rasakan walaupun ia sudah mencoba menjalani hal baru dengan orang yg baru. Melatipun menenangkan Ajeng juga menceritakan dia disana. Tiba-tiba Ajeng kaget melihat ada Hadi di café yg sama, Ajeng mengira ini hanyalah halusinasi, namun Ajeng melihat layar ponselnya dan melihat tanggal dan bulan.
    “11 Juli? “ Ajeng teriak dan kaget melihat tanggal ini.
    “kamu kenapa jeng? Ada apa dengan tgl 11?” Tanya Melati
    “kamu lihat orang yg bersama anak kecil itu? Apakah itu Hadi? Tanya Ajeng penasaran
    “iya itu seperti Hadi, tapi gayanya sangat berbeda dengan Hadi yg dulu. Sepertinya itu bukan Hadi”jawab Melati santai
    “itu pasti Hadi aku yakin, karna dia pernah bilang akan kembali 5 tahun lagi. Dan hari ini pas 5 tahun semenjak ia pergi. ” kata Ajeng meyakinkan diri
   “iya mungkin semogalah itu Hadi” jawab Melati santai
   “tapiiiiiiiii………. Siapa anak yg bersamanya?” Tanya melati kecewa
   “ anaknya mungkin hehehe.” Jawab Melati meledek
   “ihhh kamu ini” kata Ajeng
Tak lama kemudian seorang perempuan datang menghampiri Hadi. Sontak Ajeng merasa kaget dan kecewa, kata-kata ‘sayang sampai kapanpun’ yg di katakana Hadi hanya omong kosong. Setelah berbincang cukup lama, Hadi pergi meninggalkan café itu. Hadi keluar melewati meja Ajeng. Dan Hadi kaget melihat Ajeng yg sedari tadi memperhatikan Hadi. Hadi langsung menghampiri Ajeng dan perempuan dan anak tadi lebih dulu meninggalkan café karna Hadi sebelumnya berbicara agar ia duluan saja.
    “ajeng apakabar kamu?” Tanya Hadi sangat gembira
    “ baik.” Jawab Ajeng kesal dan kecewa
    “maafkan aku telah meninggalkanmu, aku selalu mencoba menghubungimu tapi tidak pernah bisa, entah kenapa. Aku merasa sangat bersalah. Dari sini aku erniat ingin kerumahmu, ingin menjelaskan semuanya padamu dan orang tuamu. Tapi karna kebetulan kita bertemu disini aku ingin memberitahumu bahwa aku meninggalkanmu karna aku ingin mengejar semua impianku ini semua kulakukan agar kau bahagia, aku tak ingin saat aku menikahimu kamu hidup susah denganku, jadi, aku bekerja keras dan menabung demi masa depan kita, kuakui caraku salah tp mungkin ini bisa mengajarkanmu agar tidak lagi manja atau bergantung padaku. Aku akan melamarmu nanti malam jika kamu belum dimiliki orang lain” kata Hadi menjelaskan
     “bagaimana dengan anak dan istrimu tadi, teganya kamu mau menduakan istrimu”jawab Ajeng ketus
    “haha kamu salah paham Ajeng, dia rekan bisnisku, dia sudah mempunya suami, dia hanya menyampaikan pesan bahwa suaminya tidak dapat datang.
Ajeng menangis mendengar semua penjelasan yg disampaikan Hadi. Ajeng menerima lamaran Hadi. Dan tanggal 11 depan mereka akan menikah.


Kamis, 11 Februari 2016

CERPEN : Biarlah Aku yang Pergi

Mentari telah bersinar kedalam kamarku, seakan membisikan sang pemilik ruangan untuk bangun dari tempat tidurnya. mataku seakan sayu-sayu untuk membuka mata.
"aahhhhhh rupanya sudah pagi" gerutuku pagi ini.
Aku langsung bergegas mengambil handukku di belakang pintu dan segera menuju kamar mandi. Setelah aku selesai mandi aku langsng memakai seragam sekolahku. Tak lama aku sedang merapikan rambut Bi Imas memanggilku dari balik pintu kamarku.
"Non, Angel makanan sudah siap dan semua sudah menunggu non untuk sarapan dibawah." teriak Bi Imas dari balik kamarku.
"iya bi sebentar Angel masih merapikan rambut" sahutku kepada Bi Imas.
Bi Imas adalah pembantu rumahku yang mengurusku sejak kecil, bagiku dia adalah pengganti sosok seorang ibu, yg selalu mengerti kondisiku, kesedihanku dan kesakitanku.

Tak lama aku keluar dari kamar dan bergegas turun kebawah. sesampainya aku dimeja makan aku melihat makanan kesukaanku nasi goreng dan ada telur mata sapi,aku langsung mengabil telur itu yg berada di depan mama. Sontak aku kaget ketika mama memukul tanganku.

"kamu gak sopan banget sih ada mama main ambil makanan pakai tangan" bentak mama
" iya kamu ini gimana si ngel, harusnya kamu sopan dong lebih menghargai mama sebagai orang yg paling tua dan ibummu" sambung kakak perempuan ku Ka Rianti
"iya iya ma, ka maafin Angel" sahutku kesal.
dasar anak gak sopan" gerutu Ka Bastian
"kamu harusnya meniru Ka Rianti yg bisa sopan dan bersikap feminim, bukan seperti ini"
omel mama.
Seakan selera makanku hilang saat kejadian ini. Aku langsung berbalik badan dan pergi meningglkan ruang makan menuju kesekolah. Walaupun perutku terasa perih karna maag ku yang mulai kambuh, untung saja Bi Imas memberikanku bekal tadi pagi.

Setelah sampai dirumah sepulang ku sekolah aku langsung masuk ke kamar, karna semua orang belum pulang dari kegiatannya masing-masing. Aku mengurung diri seharian ini. Namun, tak ada yg memperdulikan aku sedikitpun. Hanya Bi Imas yg yang membujukku keluar untuk makan, untung saja tadi sepulang sekolah aku sempat makan dan membeli beberapa makanan untukku sekarang. Semua orang tak memperdulikan aku, mereka asik membanggakan Ka Rianti dan Ka Bastian dengan segudang prestasinya. Kejadian ini terjadi 5 tahun yg lalu setelah papa meninggalkan aku. Dulu masih ada orang yg menyayangiku yaitu papa tapi setelah papa pergi tak ada lagi orang yg sayang kepadaku. Terlebih lagi papa meninggal karna menolongku sewaktu aku menyebrang jalan sampai akhirnya papa tertabak mobil. Jika aku mengingat hal ini, hanya penyesalan yg ada dalam benakku. Mama semakin benci kepadaku. 

2 hari telah berlalu aku megurung diri, karna sekolahku sedang libur jadi aku malas untuk kemana-mana dan malas untuk keluar kamar. Namun tak ada yg memperhatikanku. dari dalam kamarku terdengar suara yg sangat aku kenal. Suara Ka Hisyam seseorang yg selama ini aku tunggu kepulangannya dari Kendari. Seseorang yg dulu sangat menyayangiku. Juga tante Ratna dan om Galuh, seseorang yg bisa membuat hatiku  tenang dan tulus menyayangiku.

Aku segera turun untuk menemui Ka Hisyam. Namun, setelah ku temui ka Hisyam dia sudah berbeda sekali, dia cuek kepadaku, dia seakan sudah tak ingin mengenalku. Sama halnya tante Ratna dan om Galuh seakan melihat wajahku saja tak mau. 

Aku langsung naik kembali dan mengurung diri lagi ke kamar. hanya suara Bi imas yg terdengar dari balik pintu. aku hanya bisa menangis meratapi semua ini. hanya ada satu pertanyaan dalam benakku. "apakah aku anak kandung mama?" pertanyaan itu seakan bergentayangan diotakku. sekarang semua orang sudah tidak menyayangiku, bahkan orang yg dulu sangat menyayangiku sekarang seakan tak mengenalku.

(*esoknya)

Hari yg paling kunantikan akhirnya tiba juga, pertandingan karateku sudah tinggal didepan mata. Tekadku sudah bulat untuk bisa menunjukkan prestasiku. Aku ingin mama dan kakak-kakak bangga padaku, bahwa aku bisa. Aku meminta izin kepada mama sekaligus mengajak mama untuk datang kepertandinganku. 
"ma, datang ya hari ini angel ada pertandingan karate" pintaku dengan penuh harap
"tidak bisa, mama mau menonton Ka Rianti olimpiade matematika" jawab ketus mama
"ka Bas, temani Angel ya tanding karate?" pintaku
"tidak bisa, aku menemani mama" jawab seadanya Ka Bastian
Dengan kecewa yg kubawa, aku berjalan keluar rumah dan berangkat ketempat pertandingan seorang diri. Dalam perjalanan aku hanya berfikir bahwa aku harus menang dan menunjukkan bahwa aku bisa membanggakan mereka. 

(*beberapa jam kemudian)

Pertandingan selesai dan aku meraih juara pertama. pembawa acara memanggil namaku
"inilah sang juara kita  Angelina Azurita" pembawa acara memanggil namaku
Dengan bangga aku naik ke atas podium dinomor 1, aku bahagia karna apa yg aku harapkan tercapai, namun sedih ketika seperti ini kelurgaku tidak berada ditengah-tengah kegembiraanku.

Sesampainya aku dirumah, aku memajang foto kemenanganku diruang tengah diantara foto-foto kemenangan ka Rianti. namun, sesampainya mama, ka bastian dan Ka Rianti. Mama memarahiku karna foto itu diletakkan diruang tengah.

"apa-apaan nih? kamu mau meledek kakakmu?" omel mama
"apa si mah Angel bingung, angel gak ngerti?" sahutku bingung
" kakakmu kalah dalam olimpiade, sedangkan kamu menang dan menaruh foto itu." jawab mama
"kamu mau pamer?" tambah ka Bastian
"engga kok ma, ka, Angel cuma ingin memberitahu mama sama kaka" jawabku sedih.
Yang kulihat Ka Rianti hanya menangis tak berbicara apa-apa
" kamu senang kan melihat aku kalah ?" bentak ka Rianti
Lalu ka Rianti berlari masuk ke kamarnya. Aku bergegas mengejar ka Rianti. Aku mengetuk pintu kamarnya dan aku masuk kedalam kamarnya
"maaf ka, bukan maksudku membuat kakak sedih, sudahlah tak ada gunanya menangis"
rayuku mencoba menenangkan ka Rianti
"sudahlah kamu pasti senang kalau aku kalahkan?" jawab ka Rianti sinis.
"tidak ka aku tidak seperti yg kakak pikirkan." sahutku mencoba menenangkan 
"sudahlah keluar kamu!!!" (ka Rianti berdiri dan mendorongku) Namun, bukan aku yg jatuh malah ka Rianti yg jatuh tepat dihadapanku.
Aku berteriak meminta pertolongan
"ma, ka Bas , ka Rianti pingsan tolong ma, ka Bas" teriakku.
"kamu apakan kakakmu sampai seperti ini?" omel mama emosi
"aku gak apa-apain ma, mungkin penyakitnya kambuh, ayo kita bawa kerumah sakit" ajak Angel

(*dirumah sakit)

"anak ibu ginjalnya sudah tidak berfungsi dengan baik lagi. kita harus mendapatkan ginjal untuk menyelamatkannya" kata dokter
"baik dok saya akan coba carikan ginjal yg cocok untuk Rianti" jawab mama
"baik bu, pihak rumah sakit juga akan mengusahakannya." jawab dokter.
Mama, ka Bastian, tante Ratna dan om Galuh langsung menyuruhku medonorkan 1 ginjalku untuk ka Rianti. karna memang ginjalkulah yg cocok untuk ka Rianti setelah kami memeriksanya, Namun, aku tidak mau mendonorkan ginjal ini, aku tidak mau jika aku mendonorkan ginjal ini, mama akan menyayangi dengan alasan hutang budi dan tidak tulus menyayangiku. Aku hanya ingin disayangi dengan tulus.
 "bu, kami sudah mendapatkan pendonornya" kata dokter
"aahhh syukurlah, siapa dia dokter?" tanya mama.
"dia tidak mau diberitahukan identitasnya bu" jawab dokter
" ahh baik sekali hatinya, baik dok lakukan yg terbaik untuk anak saya." pinta mama
"pasti bu" jawab dokter
"Lihat, hati orang lain lebih malaikat dari pada kamu Angel, mama benci sama kamu, disaat kakakmu menderita bahkan kamu tidak mau menolongnya. adik macam apa kamu?" kata mama emosi
Aku tak mengindahkain kata-kata mama, aku langsung bergegas pergi dari tempat itu.

*2 minggu berlalu

Hari ini ka Rianti pulang dari rumah sakit karna keadaannya sudah membaik. Semua orang sudah menunggu kedatangan ka Rianti dirumah.
"Happy Birthday Rianti" teriak semua orang yg ada dirumah itu.
"ah terimakasih om, tante, mama ka Bas dan Hisyam" kata Rianti terharu.
"oh iya ma, Angel mana ya ma? selama ini Rianti selalu teringat dia" tanya Rianti
"oh iya sudah 2 minggu setelah kamu masuk rumah sakit mama tidak lihat. kemana anak si pembuat onar itu" gerutu mama
lalu tak lama kemudia mama memanggil Bi Imas dan menanyakan keberadaan Angel. dan Bi imas kembali lg ke belakang dan memberikan sepucuk surat. Mama membaca surat itu dengan suara lantang yg berisikan,

"assalamualaikum ma, ka Bas dan Ka Rianti. apakabar kalian? semoga sehat selalu ya. Gimana kabar ka Rianti? pasti sudah lebih baik, dan harus selalu baik ya ka.  Mungkin disaat kalian baca surat ini, aku sudah tidak ada lagi. teruntuk mama yg aku sayangi, bagaimana keadaan mama sekarang? pasti jauh lebih baik tanpa adanya anak sipembuat onar, si pembuat malu keluarga dan yg selalu menyusahkan mama. Maaf waktu dirumah sakit aku mengecewakan mama dengan tidak mendonorkan ginjalku untuk ka Rianti. tapi bukan itu maksudku mah. aku hanya inin mendonorkan ginjalku tanpa sepengetahuan kalian, aku hanya ini disayangi dengan tulus tanpa ada rasa simpatik karna aku mendonorkan ginjlaku. dan sekarang sudah saatnya mama tau bahwa yg ada didalam tubuh ka Rianti itu salah satu ginjalku. aku rindu padamu ma, aku rindu pelukanmu. aku sangat menyangimu. 

teruntuk ka Bastian yg aku sayangi. bagaimana ka rasanya tidak ada aku? tidak ada yg menganggu makanmu, belajarmu bahkan tidak ada yg menjailimu lagi? ahaha pasti tenang dan damai kan dirumah itu tannpa hadirnya makhluk aneh sepertiku? syukurlah.
teruntuk ka Rianti yg paling aku sayangi. Selamat ulang tahun ya ka yg ke 20 tahun, mungkin tanggal ini bertepatan sama dengan ulang tahunku, tp tidak untukku. semoga kaka bisa lebih tenang tanpa adanya aku, tidak ada yg mengganggu kakak lagi saat belajar. semoga kakak tidak membuang-buang waktu lg buat memarahiku. aku sangat sayang padamu ka
mungkin Angel akan menyusul papa sebentar lagi. Angel sudah lelah dengan segala kehidupan Angel, angel ingin beristirahat.
Angel Sayang Kalian Semua
wassalam"
                                                                                                             
"semua orang menanyakan kepada Bi Imas kemana angel pergi, semua orang menangis membaca surat Angel . Bi imas hanya menjawab bahwa selama ini non Angel berada dirumah sakit, karna operasi yg dilakukan membuat angel mengalami kerusakan ginjal. Sontak semua orang terkejut. saat semua bergegas menuju rumah sakit. Namun, semua sudah terlambat. Angel telah pergi jauh menyusul papanya. Penyesalan mama, ka Bas dan ka RiantI sesal tiada akhir

                                                          _END_